Hidup didunia adalah perjalanan panjang menuju kehidupan yang kekal diakhirat,hidup diwarnai berbagai corak yang tidak selamanya diinginkan,terkadang warna itu tidak pernah terbayang untuk diwarnakan namun kekuatan maha dahsyat menyorongnya melukiskan tanpa ampun.
Hidup berjalan merambah keinginan yang tak bertepi,ibarat orang minum yang tak kunjung lepas dari dahaga karena yang diminum adalah air laut yang asin,.kenyataan yang tergeletak didepan mata masih tak terlihat jua. sementara gemerlap fatamorgana menjadi impian sepanjang masa.
Didalam agama, umat diajarkan berbaik sangka meski sepahit apapun geliat hidup ini kita tetap saja dituntut mensyukuri karena (katanya) dibalik semuanya terkandung hikmah yang tidak kita ketahui.
Aku dilahirkan juga untuk meramaikan hidup,ini terkadang aku berfikir mengapa aku hidup?dan untuk apa aku dilahirkan?demi untuk menjawab semuanya aku tak henti hentinya belajar,belajar pada orang,belajar pada pohon,pada batu atau apa saja yang aku temui.tetapi tetap saja tidak ada jawaban yang memuaskan.tetap saja semu.apalagi ketika hidupku ini hanya untuk meneruskan kesengsaraan orang tua.
Hari bertambah.bulan bertambah dan tahunpun bertambah,rambut yang semula hitam mulai memutih,gigi yang semula utuh,mulai lucut satupersatu bahkan badan yang semula gagah dan kuat sudah mulai ngaronyo kabbi,sakit tengkuk pinggang.tangan dst.
Aku sadar bahwa maut alias tewas sudah mulai mendekat padahal belum ada sesuatu yang bisa aku persembahkan pada kehidupan in ,hati mulai menyesali akankah hidupku ini tidak ubahnya seperti kehidupannya sapi?yang hanya menjalani rutinitas makan tidur dan kawin?naudzubillah.